Sejak sebelum Perang Dunia II Jepang telah resmi mengoperasikan sebuah jaringan mata-mata. Namun WikiLeaks kemarin merilis sebuah berita yang dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri AS mengakui keberadaan lembaga dengan kemampuan spionase dan itu tujuannya.
Dengan meningkatnya ketegangan antara Utara dan Korea Selatan mungkin tidak mengejutkan bahwa Jepang sedang mengembangkan layanan intelijen itu. Tahun lalu dunia mengadakan itu bernapas sebagai perintah pemimpin Kim Jong-il pemboman sebuah pulau di Laut Kuning, bagian dari wilayah Korea Selatan.
Cina juga diakui sebagai target untuk lembaga mata-mata Jepang, sesuai dengan berita dirilis ke salah satu koran utama Australia, Sydney Morning Herald.
Bukan hanya bangsa-bangsa bersaing satu sama lain dalam perekonomian global tetapi isu wilayah tua secara teratur mengirim ketegangan diplomatik menjadi panik.
Protes di kedua negara pecah pada bulan Oktober 2010 dengan Jepang menuntut pembebasan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Liu Xiabo sedangkan di China ribuan orang turun ke jalan, menghancurkan jendela toko-toko Jepang dan meneriakkan slogan-slogan mengecam Jepang.
Di tengah-tengah perdebatan antara kedua negara besar adalah sekelompok kecil pulau, yang Jepang sebut Senkaku dan Cina, Kepulauan Diaoyu. Kedua klaim atas lahan milik mereka.
Sejak Perang Dunia II Jepang sebagai bagian dari komitmen waktu itu damai tidak dikelola layanan spionase.
Dokumen bocor mengungkapkan bahwa sejak 2008, pemerintah Jepang di bawah kepemimpinan Partai Liberal Demokrat menugaskan Intelijen Kantor Kabinet dan Penelitian untuk mendirikan sebuah badan mata-mata untuk tidak hanya memata-matai Cina dan Korea Utara, namun untuk melindungi pantai itu sendiri dari terorisme.
Source : cultureclashdaily.com
thanks for your comment...!
visit my blog back for more informatin about IT and Security EmoticonEmoticon